Hukum berpacaran dalam Islam:
Istilah pacaran yang dilakukan oleh muda-mudi sekarang ini tidak ada dalam hukum Islam. Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah nikah.
Dalam agama Islam, tidak ada dalam ayat Alquran dan Assunah/hadis yang membahas mengenai pacaran. Pacaran secara islami :
1. Tidak boleh berduaan antara lawan jenis yang bukan muhrim karena pasti pihak ketiganya tentunya adalah syaitan.
2. Tidak boleh bersentuhan anggota badan, baik secara langsung (menyentuh kulit), juga termasuk tidak diperbolehkannya bersalaman antara lawan jenis yang bukan muhrim.
3. Tidak boleh mendatangi/menjumpai lawan jenis (yang bukan muhrim) kecuali kalau ada keperluan atau urusan yang penting/mendesak
1. Tidak boleh berduaan antara lawan jenis yang bukan muhrim karena pasti pihak ketiganya tentunya adalah syaitan.
2. Tidak boleh bersentuhan anggota badan, baik secara langsung (menyentuh kulit), juga termasuk tidak diperbolehkannya bersalaman antara lawan jenis yang bukan muhrim.
3. Tidak boleh mendatangi/menjumpai lawan jenis (yang bukan muhrim) kecuali kalau ada keperluan atau urusan yang penting/mendesak
4. Selalu menjaga pandangan dari hal-hal yang haram. Awas...! Pandangan adalah panah iblis yang mampu menjerat hati manusia. Oleh karena itu kita harus senantiasa bisa menundukkan pandangan kita dan menjaga kemaluan kita.
5. Menjaga jarak, dan berkata-katalah secara baik-baik kepada lawan jenis. Tidak boleh ada unsur rayuan apapun dan wanita tidak boleh berbicara kepada laki-laki dengan nada berdesah/mendesah. Serta kalau berbincang-bincang kepada lawan jenis jangan kelamaan cukup yang perlu-perlu saja.
6. Sekali lagi dalam berteman/bergaul dengan lawan jenis harus mamatuhi syariat islam termasuk yang saya tulis dari no. 1-6. Baik laki-laki atau wanita diwajibkan menutup auratnya, wanita menutupkan kain kerudung hingga kedadanya dan tidak boleh menampakkan daripadanya perhiasannya kecuali kepada muhrimnya yang biasa nampak daripadanya.
5. Menjaga jarak, dan berkata-katalah secara baik-baik kepada lawan jenis. Tidak boleh ada unsur rayuan apapun dan wanita tidak boleh berbicara kepada laki-laki dengan nada berdesah/mendesah. Serta kalau berbincang-bincang kepada lawan jenis jangan kelamaan cukup yang perlu-perlu saja.
6. Sekali lagi dalam berteman/bergaul dengan lawan jenis harus mamatuhi syariat islam termasuk yang saya tulis dari no. 1-6. Baik laki-laki atau wanita diwajibkan menutup auratnya, wanita menutupkan kain kerudung hingga kedadanya dan tidak boleh menampakkan daripadanya perhiasannya kecuali kepada muhrimnya yang biasa nampak daripadanya.
0 komentar:
Posting Komentar